Setelah penebangan pohon selesai dilakukan, langkah berikutnya yang dilakukan tukang tebang pohon adalah membuang sampah hasil penebangan. Untuk lokasi Jakarta sendiri, sudah sangat jarang lahan untuk menampung sampah organik ini, karena lahan di Jakarta yang semakin sempit, dan banyak pemilik lahan di Jakarta yang sebelumnya bisa menampung hasil penebangan pohon kini mengalihkan fungsi lahan tersebut untuk kepentingan komersil. Sehingga tukang tebang pohon akan membawa sampah organik hasil penebangannya ke daerah pinggiran Jakarta. Kenapa sampah organik ini tidak bisa dibuang di tempat pembuangan sampah biasa ? Karena sampah organik, seperti sampah hasil tebang pohon, bukanlah sampah yang bisa di bawa oleh dinas kebersihan.
Sebenarnya, bagi tukang tebang pohon maupun pemilik lahan untuk penampungan sampah organik sudah menyadari bahwa sampah-sampah yang dikumpulkan nantinya akan dikeringkan terlebih dahulu dalam waktu beberapa hari dan setelah sampah benar – benar kering barulah si pemilik lahan akan membakar sampah organik tersebut.
Terkadang mereka (pemilik lahan) banyak yang memelihara kambing dan domba. Sampah organik yang biasa ditebang oleh tukang tebang, tidak selalu sampahnya itu tidak bermanfaat, namun kadang – kadang ada sampah organik yang bisa bermanfaat untuk memberi makan kambing dan domba tersebut, seperti daun nangka, daun pisang, dan lain-lain.
Ada juga tempat penampungan sampah organik yang sebenarnya tempat tersebut bukanlah tempat pembuangan sampah organik. Kenapa bisa demikian ? Ya, karena si penjaga lahan (bukan pemilik) sengaja memanfaatkan lahan kosong yang dijaganya itu sebagai tempat penampungan sampah organik. Karena si penjaga lahan tau bahwa sampah organik akan sangat mudah dibakar, dalam waktu beberapa hari sehingga mereka bisa mendapatkan tambahan uang dari hasil pembuangan sampah penebangan pohon.